Selasa, 25 Mei 2010

BATASAN MENIRU DAN MEMBAJAK




Kesejatian hidup itu bukan hanya “MENIRU dan BERTANYA”. Pada akhirnya jadilah dirimu sendiri walau awalnya dimulai dari tahap “MENIRU dan BERTANYA” karena makna hidup yang utama adalah “ORIGINALITAS dan KREATIFITAS”....

Dalam sebuah proses, seringkali ketika belajar kita dituntut untuk ATM alias Amati, Tiru dan Modifikasi. Mengamati dan Memodifikasi mungkin sudah sangat jelas bagi kita. Tapi Meniru nah ini yang batasannya sering tidak jelas sama sekali.

Saya pernah dan mungkin sering sekali mendengar beberapa sahabat mengatakan bahwa :

“Ilmu itu dari Tuhan, jadi kita nggak boleh jual ke orang lain. Wong kita dikasih juga gratis kok...!!”.

Biasanya saya akan tersenyum saja. Kecuali kalau memang ada di forum diskusi. Tapi kalau cuma di bagian komentar biasanya saya acuhkan. Ada beberapa hal yang perlu dikoreksi dan diberi cacatan kaki dari ungkapan sahabat kita ini:
1. Benar sekali bahwa Ilmu itu datangnya dari Tuhan. Ilmu adalah milik Tuhan dan diberikan secara gratis kepada kita.
2. Namun harus diingat juga bahwa ilmu gratis itu butuh ongkos kirim supaya sampai ke otak kita.
3. Ilmu juga butuh ongkos packing agar mudah dibawa, disampaikan dan mudah dipelajari oleh orang lain.
4. Ilmu juga butuh ongkos jaminan keaslian agar Ilmu yang sudah diberikan Tuhan itu sama persis bentuknya saat mendarat di otak kita.

Tanpa adanya ongkos kirim, ongkos packing dan jaminan keaslian, bisa dipastikan Ilmu itu akan tetap di sisi Tuhan. Kecuali Tuhan menghendaki ilmu-Nya mendarat ke otak anda sabagaimana para Nabi dan Rasul.

Sama seperti anda beli air PDAM atau air mineral kemasan. Lha siapa coba yang menciptakan air. Pernahkan kita membayar agar turun hujan. Lalu kenapa kita harus beli air ke PDAM atau beli air ke perusahan pengemasan air ?

Benar air dari Tuhan, namun air PDAM atau air mineral kemasan butuh ongkos produksi, ongkos kirim, ongkos packing dan jaminan keaslian. Mau tidak anda mengambil sendiri di sungai, lalu menyaringnya sendiri dan baru meminumnya ? Saya yakin walau anda tahu cara menyaring air anda akan jijik waktu meminumnya.

Itulah sebabnya kenapa guru-guru di sekolah, para dosen dan para penulis buku meminta kita membayar biaya tertentu. Dengan anda memberikan kontribusi sejumlah dana kepada mereka, anda sudah menyelamatkan jalur distribusi ilmu ini. Bayangkan jika seorang guru atau dosen ilmunya anda bajak atau seorang penulis buku anda bajak bukunya lalu hasil bajakan itu anda sebar luaskan ke forum-forum. Maka sang guru atau dosen atau penulis buku bisa aja kan menyetop distribusi ilmunya dan memakainya untuk dirinya sendiri dan hanya orang-orang tertentu yang dia kenal ? Lalu siapa yang rugi coba ?

Tapi, walaupun anda dilarang membajak, bukan berarti anda dilarang meniru. Bedanya apa mas ?
Membajak itu, kita mengambil materinya mentah-mentah lalu menjualnya lagi ke orang lain. Atau jika produk digital, anda sebarkan linknya ke orang lain.

Sedangkan meniru adalah anda mengambil idenya, mempelajarinya dengan seksama bagaimana cara menyampaikannya hingga anda cukup menguasainya lalu mulai membuat produk serupa.

Contoh paling gampang adalah beberapa artikel atau materi yang saya sampaikan.

Kalau anda mendownload-nya lalu menguploadnya ditempat lain dan menyebarluaskan atau menjualnya pada orang lain, maka anda disebut pembajak.

Tapi kalau anda mendownloadnya, mempelajarinya sampai paham lalu menulis artikel atau materi serupa dengan bumbu-bumbu khas anda, gambar-gambar anda sendiri dan menyebarluaskan atau menjualnya, maka anda sudah meniru. Dalam hal ini tak ada seorangpun yang bisa menyalahkan anda. Sama seperti buku tentang Facebook yang berderet di toko buku-toko buku sekarang. Jika anda perhatikan, tema dan materinya hampir sama semua tapi bahasa dan penyampaiannya aja yang berbeda-beda. Ada yang ngasih judul facebook for business, facebook untuk UKM, facebook untuk gaul, dll. Padahal isinya ya sama Panduan Facebook.. hehehe..

Nah, jika anda sudah menjadi pengajar, penulis artikel atau penulis buku, anda harus paham betul soal ini. Jangan sampai hanya gara-gara materinya sama lalu anda mencap seseorang sebagai pembajak. Apalagi mengklaim bahwa ilmu itu milik anda dan orang lain dilarang mengajarkannya.. hehehe…

Lha kalau ilmunya ilmu umum bagaimana ? kan repot kalau diklaim sebagai satu-satunya milik seseorang dan hanya orang itu yang berhak mengajarkan ilmu itu. So, menurut saya silahkan tirulah idenya dan aplikasikan dengan cara dan versi anda sendiri.

Jika saat ini kekurangan ide, bacalah buku-buku yang beredar dan sudah terbit sekarang, pelajari dan pahami lalu buatlah artikel atau buku serupa dengan gaya dan versi anda sendiri. Ingat lho, cara anda membaca sebuah buku, belum tentu sama dengan cara penulisnya membaca buku yang sama. Imajinasi dan pengalaman biasanya akan mempengaruhi cara kita memahami suatu buku.

0 comments:

Posting Komentar

you can get inspiration for our life and also you can read many articles about love,sport,company,knowledge,and many others wait for my updated ya..