Selasa, 20 Juli 2010

C I N T A






cinta adalah proses kehidupan, berawal pada rasa dan berakhir pada karsa, pada awalnya indra menjadi sumber merasuknya cinta dalam jiwa, namun ke tak indraanlah akhir bermuaranya cinta dalam samudra Sang Maha Pecinta... Segala yang bermulai dari Nya maka berakhir kepada Nya...

Cinta pada sesama adalah cinta pada ke tidak aku-an diri... cinta pada suami, anak, keluarga termasuk di dalamnya... Sang Maha Pecinta berkata lewat Isa "cintailah sesamamu sebagai mana kau mencintai dirimu sendiri" maka sebenarnya para meter cinta adalah diri kita dimana Sang Maha Pecinta bersemayam di dalamnya...

Cinta selalu utuh penuh, cinta yang datang dan pergi tak kan pernah tergantikan, saat kita memiliki cinta yang buru kadang cinta yang lama pergi dan menghilang tiba-tiba menyeruak dalam bentuknya yang samar....

cinta sejati menisbihkan bentuk dan rupa... semasih rupa menjadi sandaran cinta maka segala indra akan selalu menipu kita... gejolak jiwa di ombang ambingkan gelombang rasa indrawi sehingga kita tak mengenal diri dan Sang Maha Pemberi Diri...

kita terlalu mengkotak-kotakkan cinta dalam bentuk dan rupa, cinta tidak berbentuk dan berupa, parameter cinta adalah diri kita sendiri... Apakah cinta pertama, ke dua atau yang selanjutnya, apakah cinta yang pertama lebih dari yang kedua atau sebaliknya hanyalah takaran-takaran yang kita buat... cinta memang abstrak dan tak perlu abstraksi, ketika cinta berubah menjadi takaran-takaran sebenarnya kita sedang menciutkan makna cinta dalam diri kita... kitalah yang mengkotak-kotakan cinta dalam bentuk dan ukuran, kitalah yang membagi cinta kita dalam hitungan-hitungan, hakekat cinta adalah pemberian bukan permohonan, apabila cinta sudah pada tahap memohon, cinta tak lagi cinta, apa bedanya dengan berniaga...

saya ada cerita kecil tentang cinta :

Rabiah (Penyair sufi itu) ditanya " Apakah kau mencintai Allah ?"
Ia menjawab "Ya."
"Apakah kau membenci setan ?"
Ia menjawab, "Tidak, cintaku kepada Allah tidak menyisakan waktu bagiku untuk membenci setan."
Seseorang bertanya lagi pada Rabiah"Seperti apa cintamu pada Rosul ?"
Ia menjawab "Sungguh aku amat mencintainya, tapi Cinta pada Sang Khalik menjauhkanku dari cinta kepada mahluk Nya."
Rabiah balik bertanya "Lantas siapa yang akan membimbing kita menuju Sang Maha Kekasih kita ?"
Seseorang menjawab "Sang Maha Kekasih selalu bersama kita, tetapi dunia ini memisahkan kita dari Nya."

Biarkan cinta mengalir menuju samudra Sang Maha Pecinta, walau kadang harus berkelok, membentur batu atau terhalang rintangan.... semua itu membuat cinta yang sebenarnya menjadi terasa dalam indra dan jiwa...

Sisihkan tempat dalam kalbu untuk cinta yang pergi, dan berikan ruang untuk cinta yang datang untuk bersemi dan berkembang... mengapa harus menghapus cinta yang pernah tertoreh, apa pun torehan itu, apakah torehan itu adalah relip indah tentang waktu-waktu yang terlewati atau torehan itu menjadi luka yang perih dan pedih... percayalah tidak akan pernah penuh ruang dalam hati untuk menampung cinta yang sebesar apapun yang hendak kita terima...

sekali lagi cinta bukan untuk ditakar, ditimbang-timbang dan diperbandingkan, janganlah berpikir yang lalu lebih mencintai dan berarti dari yang baru atau sebaliknya... yang lalu biarkan dalam bentuknya yang pernah kita kenal dan yang baru biarlah membentuk sesuatu yang akan kita kenal atau selalu kita berusaha untuk mengenalnya...

2 comments:

Senorita 410 mengatakan...

nice page. .
i like your background a. .
:)
keep writing. .

kevin ciu mengatakan...

thanks dewi..

Posting Komentar

you can get inspiration for our life and also you can read many articles about love,sport,company,knowledge,and many others wait for my updated ya..